Peretas bersertifikat (atau Certified Ethical Hacker)
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seorang peretas dengan seizin
dan sepengetahuan pemilik dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat keamanan pada suatu sistem.
Kegiatan peretas yang dilakukan tanpa sepengetahuan dan izin dari
pemilik, walaupun memiliki tujuan yang baik tidak dapat dikategorikan
sebagai peretas yang beretika dan berisiko mendapat ancaman hukuman yang sesuai jika korban merasa tidak senang dengan perbuatan peretas.
Tahapan aktivitas hacking
Berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan tertentu yang dilakukan dalam aktivitas yang dilakukan oleh seorang peretas.
Reconnaissance
Reconnaissance atau pengintaian adalah tahap mengumpulkan
data. Peretas akan mengumpulkan semua data sebanyak-banyaknya mengenai
target. Proses pengintaian terbagi menjadi dua yaitu pengintaian secara
aktif dan pasif.
- Pengintaian secara pasif adalah proses pengumpulan data tanpa berhubungan langsung dengan target
- Pengintaian secara aktif adalah proses pengumpulan data dengan berhubungan dengan target. Peretas melakukan aktivitas terhadap korban atau lingkungan korban untuk bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.
Scanning
Scanning merupakan tanda dari dimulainya sebuah serangan oleh peretas (pre-attack). Pada tahap ini, peretas akan mencari berbagai kemungkinan yang dapat digunakan untuk mengambil alih komputer atau sistem dari target. Tahapan ini dapat dilakukan jika informasi yang didapat pada tahap reconnaissance mencukupi sehingga peretas bisa mencari “jalan masuk” untuk menguasai sistem. Berbagai peralatan (tools) dapat membantu seorang peretas untuk melalui tahapan ini.
Pengambilan alih
Pada tahap ini peretas akan memulai proses penyerangan terhadap
komputer atau sistem korban melalui penetrasi setelah peretas mengetahui
kelemahan dari komputer atau sistem korban.
Memelihara akses
Setelah mendapatkan kekuasaan
terhadap suatu sistem, terdapat kemungkinan ulah peretas diketahui oleh
korban sehingga akan timbul tindakan dari korban untuk memperbaiki
kelemahan dari sistemnya. Seorang peretas akan mempertahankan
kekuasaannya terhadap sistem tersebut dengan berbagai cara seperti
menanamkan backdoor, rootkit, trojan,
dan lain-lain. Agar dapat mempertahankan kekuasaannya, peretas bahkan
bisa memperbaiki beberapa kelemahan yang ada pada komputer atau sistem
korban agar peretas lain tidak bisa memanfaatkannya untuk mengambil alih
komputer atau sistem yang sama.
Menutupi jejak
Agar kegiatan dari seorang peretas tidak diketahui oleh korban, maka ada tahapan saat peretas menghapus log file
serta menutupi semua jejak yang mungkin ditinggalkan. Maka itu
seringkali korban tidak menyadari akan aktivitas peretas karena mereka
membuatnya dalam modus tersembunyi (hidden).
Teknologi hacking
Untuk menguasai komputer korban, peretas hanya perlu mengeksploitasi salah satu elemen yang bermasalah pada komputer korban. Elemen-elemen atau jenis serangan bisa dikelompokan menjadi beberapa bagian.
Level sistem operasi
Banyaknya patch yang harus di-install dalam jangka waktu tertentu merupakan kelemahan dari sistem operasi pada umumnya, hal ini dapat diperbaiki dengan rajin meng-update komputer atau sistem dengan tambahan patch yang disediakan oleh vendor sistem operasi seperti Windows atau Linux.
Level aplikasi
Aplikasi-aplikasi biasanya memiliki kelemahan-kelemahan tertentu saat pembuatnya menyusun aplikasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan peretas memanfaatkan kelemahan-kelemahan tersebut.
Shrink wrap code
Banyak dari program-program memiliki fitur tambahan yang tidak disadari oleh penggunanya, yang malah bisa merusak sistem tersebut.
Kesalahan konfigurasi
Beberapa sistem bisa memiliki kesalahan konfigurasi atau berada pada
tingkat kemanan terendah untuk meningkatkan pemanfaatan bagi
penggunanya, yang sebenarnya malah menimbulkan kelemahan pada sistem dan
mendatangkan ancaman.
Pengelompokan peretas
Peretas bisa dikelompokan berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Peretas yang beretika terdapat dalam golongan kategori white hat hacker, namun ada juga yang terdapat dalam kategori grey hat hacker yang kemudian menjadi profesional kemanan dan menggunakan kemampuan mereka sesuai dengan peraturan peretas yang beretika
Black hat hacker
Black hat hacker adalah jenis peretas yang menggunakan kemampuan mereka untuk melakukan hal-hal yang dianggap melanggar hukum dan merusak. Ini adalah tipe peretas yang selalu digambarkan dan mendapatkan berita dari media massa karena ulah mereka. Kelompok ini juga disebut sebagai cracker.
White hat hacker
White hat hacker adalah jenis peretas yang menggunakan kemampuan mereka untuk menghadapi black hat hacker. Umumnya mereka adalah profesional yang bekerja pada perusahaan keamanan dan disebut sebagai security analys, security consultant dan sebagainya.
Grey hat hacker
Grey hat Hacker adalah jenis peretas yang bergerak diwilayah abu-abu, kadang-kadang menjadi black hat hacker namun bisa juga menjadi white hat hacker.
Proses kerja peretas yang beretika
Kegiatan peretas yang beretika dilakukan secara terstruktur dan
sesuai dengan peraturan. Sedalam dan sejauh apa tes keamanan yang
dilakukan tergantung pada keinginan dan kebutuhan klien. Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan seorang peretas yang beretika sebelum memulai kegiatannya:
- Berbicara dengan klien, mendiskusikan apa yang dibutuhkan dan tujuan yang ingin dicapai.
- Menyiapkan dan menandatangani dokumen NDA (NonDisclosure Agreement) bersama dengan klien.
- Menyusun tim peretas dan menyiapkan jadwal tes keamanan.
- Melakukan tes keamanan.
- Melakukan analisis dari hasil tes kemanan dan menyiapkan laporan.
- Mempresentasikan laporan kepada klien.
Jenis tes
Black-box hacking
Metode ini memposisikan peretas sebagai orang dari luar perusahaan yang tidak mengetahui perusahaan tersebut. Peretas akan mencoba mencari informasi dari segala sumber informasi yang bisa didapatkan dan mencoba menerobos ke dalam perusahaan.
White-box hacking
Metode
ini memposisikan peretas sebagai orang yang telah mengetahui segala hal
tentang perusahaan baik secara teknis maupun non-teknis, bahkan seorang
yang memiliki akses ke dalam source code program dan segala informasi penting lainnya. Jadi peretas telah mengetahui bagaimana jaringan perusahaan dibentuk, sistem operasi yang digunakan, pertahanan yang dimiliki, prosedur
dan segalanya. Dengan informasi detail semacam ini, peretas yang
beretika akan mencoba menerobos ke dalam perusahaan untuk melihat
kelemahan yang ada pada sistem pertahanan.
Grey-box hacking
Metode ini juga dikenal dengan internal testing atau penetrasi/pengujian
yang dilakukan di dalam jaringan perusahaan. Metode ini memiliki asumsi
bahwa peretas mengetahui informasi sistem yang digunakan namun dalam
tahap yang terbatas.
Vulnerability research and tools
Vulnerability research merupakan salah satu cara untuk mengasah dan mengikuti perkembangan dalam dunia kegiatan peretas. Vulnerability research merupakan proses menemukan dan mencari kelemahan yang memungkinkan suatu sistem di-hack. Beberapa situs sangat membantu dalam hal ini karena melaporkan berbagai permasalahan pada berbagai perangkat lunak. Contohnya adalah Securitytracker[1], Securiteam[2], Hackerstorm[3], Secunia[4], Hackerwatch[5], Securityfocus[6], National Vulnerabillity Database[7], SCMagazine[8], Zone-h[9], dan Milw0rm[10].
Hacktivism
Hacktivism mengacu pada aktivitas peretas yang bermaksud untuk
menyampaikan pesan agar didengar oleh orang-orang tanpa diketahui
identitasnya. Kegiatan ini memiliki tujuan tertentu seperti tujuan sosial atau politik. Kebanyakan dari peretas ini berpartisipasi dalam aktivitas seperti serangan terhadap website, membuat virus atau kegiatan lain yang mendukung tujuan mereka. Target dari hacktivism biasanya agensi pemerintah, kelompok politik atau golongan lain yang dianggap "salah" atau "buruk".
Laporan kerja peretas beretika
Hasil dari penetrasi jaringan atau security audit adalah
laporan dari peretas yang beretika. Laporan ini menjelaskan detail dari
kegiatan peretas, jenis tes yang dilakukan dan metode yang digunakan.
Hasil ini akan diteliti lebih lanjut untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam sistem. Laporan ini harus dijaga
kerahasiaannya karena menampilkan risiko
keamanan dan kelemahan dari suatu sistem yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Jika laporan ini jatuh pada tangan yang salah, akan
menyebabkan kehancuran pada perusahaan tersebut.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar