Kamis, 27 Februari 2014

Motivasi - Ember Bocor


Ada sebuah taman yang indah, dan tukang kebunnya sangat bangga dengan taman itu. Ia merawat kebunnya dengan penuh kelembutan. Setiap hari dia akan berjalan ke gudang taman kecil yang terletak diujung dari taman itu. Di sana, ia akan mengisi embernya dengna air yang jernih dari sungai kecil di dekat taman. Ia akan membawa ember itu ke kebun bunga untuk menyirami bunga-bunganya.

Dia menggunakan dua ember untuk menyiram bunga yang ia simpan di gudang taman itu. Embernya yang satu masih baru dan mengkilat. Ember itu dibelinya baru-baru ini di sebuah toko tanaman. Ember yang lain sudah sangat tua. Ember itu sudah lama melakukan tugasnya untuk menyiram tanaman dengan setia, tetapi sekarang masanya sudah lewat.
Tukang kebun itu akan mengisi kedua ember itu setiap pagi dan membawa mereka secara bersisihan ke kebun bunga. Ember yang baru sangat bangga akan dirinya. Dia dapat menampung seember penuh air sepanjang perjalanan menuju kebun bunga tanpa menumpahkan air setetespun. Ember yang tua merasa malu bila dibandingkan. Dia tahu dia sudah mempunyai lubang di dalamnya. Setiap pagi, di sangat sedih melihat dirinya ketika sampai di taman bunga telah menumpahkan banyak air sepanjang jalan yang dilalui.
Kadang-kadang mereka berbicara satu sama lain ketika dibawa berdampingan oleh tukang kebun.
“Lihat betapa efisiennya saya.” Kata ember baru menyombongkan diri. “Bagaimana hebatnya saya bahwa si tukang kebun dapat member air semaksimal mungkin untuk taman bunga setiap harinya. Saya heran mengapa ia masih menggunakan kamu padahal kamu hanya usaha yang sia-sia.”
Ember tua menjawab, “Saya tahu, saya dalam usaha yang sia-sia tetapi itulah yang terbaik yang bisa saya berikan. Saya senang masih dipergunakan untuk membantu tukang kebun itu.”
Suatu hari tukang kebun itu mendengar percakapan mereka. Ketika ia sampai ke taman bunga, ia menyirami bunga seperti biasanya. Ia menyiram seember penuh air dari ember yang baru dan setengah penuh air dari iar yang tersisa di ember tua yang bocor. Ketika sudah kosong, ia mengangkat kedua ember itu dan berkata kepada mereka, “Terima kasih kepada kalian berdua. Kalian telah mengerjakan tugas kalian dengan baik. Sekarang saya akan mengembalikan kalian ke dalam gudang tetapi tolong dalam perjalan pulang, kalian perhatikan jalur yang kita lewati setiap harinya.”
Kedua ember itu mengikuti keinginan tukang kebun. Mereka memperhatikan sepanjang jalan yang dilalui. Di sisi ember baru, hanya ada tanah kering, tetapi di sisi yang lain, di sisi dimana dilalui ember tua yang bocor, ada barisan rumput muda yang segar. Barisan itu dalam waktu dekat akan berubah menjadi barisan bunga liar yang cantik sepanjang jalan dari gudang ke taman bunga.

Tidak ada komentar: